Saya baru balik dari menunaikan solat Jumaat di Masjid Alwi, Kangar sebentar tadi. Yang menariknya khatib hari ini berkhutbah (atau membaca khutbah) yang berkisar tentang tajuk "najis" rasuah.
Saya jangka hampir keseluruhan khatib di masjid-masjid dalam negeri Perlis hari ini membaca tajuk yang sama kerana teks khutbah dikeluarkan oleh Jabatan Mufti.
Apa yang menarik tumpuan saya ialah perkataan "najis" itu yang sememangnya tepat menggambarkan betapa rasuah adalah barah yang paling merbahaya sedang menular di dalam masyarakat hari ini.
Khatib juga menyebut beberapa kesan daripada "najis" rasuah ini. Namun yang paling menarik katanya, "najis" rasuah ini juga memberi kesan kepada golongan bawahan seperti petani, nelayan, penarik beca dan sebagainya tetapi tidak dirasai mereka.
Memang benar, kerana perbuatan rasuah (menurut MB Kedah bukan sahaja sogokan wang tetapi juga salah guna kuasa dan sebagainya), kini dinilai umum sebagai perbuatan jenayah yang dilakukan oleh orang-orang besar yang memegang pelbagai jawatan tinggi atau yang mereka yang dianggap berkuasa.
Masyarakat kini semakin cerdik. Rasuah tidak lagi dilihat sebagai suapan seringgit dua yang diberi kepada polis yang mengadakan sekatan jalanraya, tapi lebih dari itu. Rasuah, penyalahgunaan kuasa dan pecah amanah sudah menjadi amalan pihak yang berkuasa dan pemerintah. Rasuah di peringkat akar umbi ini perlu dibanteras dari atas.
Jadi tidak hairanlah jika rasuah tidak dirasai kesannya oleh golongan marhaen seperti yang disebutkan di atas. Mereka yang bekerja mencari rezeki harian demi sesuap nasi mungkin tidak berapa tersinggung dengan isu PKFZ, isu VK Linggam dan banyak lagi... Apatah lagi nak membicarakan tentang Indeks Persepsi Rasuah Malaysia.
Tidak hairanlah golongan ini terus menjadi pengundi tegar parti pemerintah negara ini. Mereka kurang didedahkan dengan informasi berkenaan.
Pendek kata, "najis" rasuah tidak boleh dihapuskan dengan penubuhan Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia, (SPRM) sahaja. "Najis" ini perlu dibendung dengan kesedaran, penerapan nilai-nilai murni dan yang pentingnya KEIMANAN.
Hadis yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Amru :
Maksudnya: “Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Laknat Allah ke atas pemberi rasuah dan penerima rasuah.” (Hadis riwayat Ibnu Majah)
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu katanya:
Maksudnya: “Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apabila amanah diabaikan maka tunggulah hari kiamat.”
Bertanya (al-A‘rabiy): “Bagaimana mengabaikannya wahai Rasulullah?”
Baginda bersabda: “Apabila suatu perkara diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah hari kiamat.” (Hadis riwayat al-Bukhari)
Kesan-Kesan Rasuah Terhadap Individu:
(i)Kehilangan pekerjaan.
(ii)Kejatuhan moral atau maruah.
(iii)Menerima hukuman.
(iv)Menghancurkan keharmonian hidup berumahtangga.
(v) Keluarga terabai.
Kesan-Kesan Rasuah Terhadap Masyarakat:
(i) Mengakibatkan ketidakadilan disebabkan mengenepikan hak-hak orang tertentu.
(ii) Menggalakkan jenayah dan melindungi penjenayah.
(iii)Membebankan golongan orang susah.
(iv)Memburukkan lagi taraf kemiskinan kerana sumber-sumber yang telah ditetapkan bagi membantu rakyat miskin diselewengkan.
Kesan-Kesan Rasuah Terhadap Negara:
(i) Menjejaskan kecekapan dan integriti pentadbiran.
(ii)Menjejaskan sosial serta kestabilan politik dan keselamatan.
(iii)Tumpuan pembangunan yang tidak seimbang.
(iv)Kenaikan kos barang dan perkhidmatan.
(v) Mengurangkan pendapatan negara.
(vi)Menurunkan mutu dan kualiti kerja atau produk yang dihasilkan.
Sumber:
- http://www.brunet.bn/gov/mufti/irsyad/pelita/2004/ic35_2004.htm
- http://www.brunet.bn/gov/mufti/irsyad/pelita/2004/ic38_2004.htm
Penulis adalah Naib Ketua Dewan Pemuda PAS Perlis
8 comments:
salam pada semua
rasuah adalah musuh agama dan negara.
kami di kinabatanganpun membaca khutbah yang sama. Semoga masyarakat sedar dan jangan memilih pemimpin yang rasuah di Bagan Pinang nanti.
Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam sidang Majlis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ke-64 di Markas Besar PBB menyampaikan pidato yang membahas tentang kondisi umum di dunia saat ini. Salam pidatonya Ahmadinejad mengajukan sejumlah prakarsa untuk memperbaiki kondisi yang ada. Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam sidang Majlis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ke-64 di Markas Besar PBB menyampaikan pidato yang membahas tentang kondisi umum di dunia saat ini. Salam pidatonya Ahmadinejad mengajukan sejumlah prakarsa untuk memperbaiki kondisi yang ada.
Berikut ini adalah teks lengkap pidato Presiden Ahmadinejad;
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah rabbil ‘alamin. Wasshalatu wassalamu ‘ala sayyidina wanabiyyina Muhammad wa alihi al-thahirin wa shahbihi al-muntajabin. Allahumman ‘ajjil liwaliyyikal faraja wal ‘afiata wan nashr. Waj'alna min khairi ansharihi wa a'wanih walmustasyhadina baina yadaih.
Bapak ketua, rekan-rekan yang terhormat; bapak dan ibu
Saya mengucapkan syukur kepada Allah yang Maha Besar atas kesempatan hadir kembali di forum penting dunia ini. Selama empat tahun lalu saya telah berbicara kepada kalian mengenai problem utama dunia, sebab dan faktor-faktor asli munculnya problem ini, ketangguhannya dan pentingnya meninjau kembali pemikiran dan perbuatan para pemilik kekuataan sekaligus solusinya.
Ada dua aliran pemikiran yang saling bertentangan. Pertama, berdasarkan prinsip mendahulukan kepentingan materinya atas orang lain. Demi menguasai dunia dan memaksakan kehendaknya terhadap bangsa-bangsa lain mereka memperluas ketidakadilan dan kezaliman, kemiskinan dan penderitaan, agresi dan penipuan. Hasil dari cara pandang ini menggambarkan keputusasaan dan masa depan yang kelam kepada manusia.
Kedua, berdasarkan prinsip keimanan kepada Allah yang Maha Esa dan mengikuti ajaran-ajaran para nabi ilahi. Aliran pemikiran ini menginginkan terciptanya dunia yang penuh dengan rasa aman, bebas, sejahtera, perdamaian yang berkelanjutan berdasarkan keadilan dan spiritual bagi seluruh umat manusia dengan tetap menghormati kemuliaan manusia dan cinta kepada sesama. Sebuah aksi, yang menghormati setiap manusia, bangsa, budaya tradisional yang tak ternilai, kebangsaan dan kemanusiaan, yang menuntut dihapuskannya diskriminasi dari dunia dan kesetaraan semua di hadapan hukum yang berdasarkan keadilan dalam memanfaatkan segala fasilitas, kesempatan belajar, kesempurnaan manusia dan kemajuan. Cara pandang ini berusaha mewujudkan masa depan penuh harapan.
Saya berbicara tentang mendesaknya perubahan mendasar dalam cara pandang terhadap dunia, manusia dan pentingnya menciptakan sistem yang adil dan insan yang baru demi terciptanya esok yang cemerlang.
Saudara-saudara dan rekan-rekan sejawat.
Hari ini, sebagai kelanjutan dari pembicaraan saya yang dahulu, saya ingin menjelaskan beberapa poin tentang pelbagi dimensi perubahan yang harus diwujudkan.
Poin Pertama
Situasi yang menguasai dunia saat ini jelas tidak mungkin dapat dilanjutkan. Kondisi sepihak dan tidak diidamkan saat ini bertentangan dengan fitrah manusia dan bahkan bertentangan dengan tujuan penciptaan dunia dan manusia. Kini tidak mungkin lagi menciptakan kekayaan semu uang kertas dan menyuntik kekayaan tidak riil bernilai puluhan trilyun dolar kepada ekonomi dunia. Setelah menciptakan defisit anggaran luar biasa, inflasi, problem ekonomi dan sosial, apa yang dihadapi ini hendak dialihkan kepada negara-negara lain, bahkan berusaha memindahkan kekayaan negara-negara lain kepada ekonomi negara-negara tertentu.
Mesin ekonomi kapitalis, kendali yang tercerai-berai, dengan sistem tidak adil telah berada di ujung jalan, tidak dapat dipakai lagi dan tidak mampu mempertahankan keseimbangannya yang hanya memiliki satu sisi.
Periode pemaksaan ide kapitalisme yang tak berperasaan, pemaksaan selera dan animo satu kelompok khusus kepada masyarakat internasional, ekspansi hegemoni terhadap dunia dengan nama globalisasi dan era kekaisaran, telah berakhir. Masa penghinaan terhadap bangsa-bangsa dan pemaksaan politik standar ganda sudah tamat.
Bila dikatakan keberhasilan sebagian negara merealisasikan keinginannya sebagai satu-satunya tolok ukur ada atau tidak adanya kebebasan dan demokrasi; berada di bawah bendera kebebasan dengan melakukan segala penipuan dan ancaman terburuk dicitrakan sebagai demokrasi dan diktator dianggap demokrat; semua ini jelas buruk dan tidak memiliki legitimasi. Sudah bukan zamannya lagi sebagian menjadikan dirinya sebagai devinisi demokrasi dan kebebasan, menganggap dirinya sebagai tolok ukurnya dan saat melanggar, mereka meletakkan dirinya sebagai hakim dan eksekutornya. Sementara pada saat yang sama mereka juga memerangi negara-negara yang berdasarkan demokrasi hakiki.
Namun penyebaran kebebasan global dan kesadaran bangsa-bangsa di dunia tidak akan membiarkan terus watak tidak benar ini. Dengan alasan inilah mayoritas bangsa-bangsa, termasuk rakyat Amerika menanti perubahan luas, dalam dan riil. Itulah mengapa mereka menyambut baik slogan perubahan dan akan terus menyambutnya.
Siapa yang dapat menggambarkan kemungkinan berlanjutnya pemaksaan politik tidak manusiawi di Palestina? Bertentangan dengan segala tolok ukur kemanusiaan, mereka mengusir satu bangsa dari rumah-rumah mereka secara paksa di bawah todongan senjata dan propaganda bohong selama 60 tahun. Mereka menyerang rakyat Palestina dengan segala cara tidak manusiawi dan peluru kendali, bahkan senjata terlarang. Sebaliknya, mereka bahkan merampas hak rakyat Palestina untuk membela diri. Lebih aneh lagi, di hadapan ketercengangan masyarakat internasional, mereka malah menyebut agresor dan penjajah sebagai pihak yang "cintai damai" dan "benar", sementara rakyat yang terzalimi disebut "teroris".
Bagaimana mungkin kejahatan para penjajah terhadap anak-anak dan wanita, perusakan tempat-tempat tinggal, tanah pertanian, sekolah-sekolah dan rumah-rumah sakit mendapat perlindungan mutlak sebagian negara, sementara para pria dan wanita tertindas yang dianggap bersalah hanya dikarenakan membela rumah dan tanah airnya berada di bawah blokade bahan pangan, air, obat-obatan dan pembersihan etnis. Bahkan diupayakan untuk mencegah rekonstruksi bangunan-bangunan mereka yang rusak akibat agresi brutal 22 hari rezim Zionis Israel, padahal musim dingin akan tiba. Para agresor dan pendukungnya meneriakkan slogan membela hak asasi manusia, sementara pada saat yang sama memanfaatkan slogan ini guna menekan pihak lain. Kini tidak dapat lagi diterima kelompok minoritas dengan jaringan rumit disertai desain yang tidak manusiawi menguasai ekonomi, politik dan budaya dunia. Mereka menerapkan perbudakan modern dan menjadikan martabat seluruh bangsa dunia, bahkan Eropa dan Amerika sebagai korban ketamakan rasialisme.
Kini, tidak bisa lagi melakukan pendudukan militer terhadap satu negara dengan slogan melawan terorisme dan narkotika, sementara produksi narkotika menjadi berkali lipat, wilayah terorisme menjadi lebih luas, ribuan orang tak berdosa tewas, cidera dan mengungsi, infrastruktur hancur dan keamanan regional terancam. Lucunya, para pelaku utama tragedi kemanusiaan ini malah terus menuduh pihak lain sebagai pihak yang harus bertanggung jawab.
Kini, tidak bisa lagi meneriakkan slogan persahabatan dan solidaritas kepada bangsa-bangsa dan bersamaan dengan itu mereka memperluas pangkalan-pangkalan militer di dunia, termasuk Amerika Latin.
Kondisi yang ada tidak dapat dilanjutkan. Kini tidak mungkin logika militerisme mampu memajukan politik ekspasi dan anti kemanusiaan. Logika kekuatan dan ancaman akan memunculkan dampak yang lebih buruk dan menambah masalah yang telah ada.
Tidak dapat diterima bila anggaran belanja militer sebagian negara mencapai beberapa kali lipat dari bujet militer seluruh negara di dunia; ekspor senjata yang pertahunnya mencapai ratusan miliar dolar; penyimpanan senjata kimia, biologi dan nuklir; pembukaan pangkalan militer dan pengerahan pasukan di pelbagai penjuru dunia; namun di saat yang sama mereka masih menuduh pihak lain melakukan politik militerisme. Mereka berusaha menghalangi kemajuan pengetahuan seluruh bangsa di dunia dengan menyalahgunakan fasilitas dunia dan dengan mengangkat slogan-slogan bohong diantaranya slogan melawan perlombaan senjata.
Tidak dapat diterima bila Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan Dewan Keamanan PBB yang semestinya berperan mewakili seluruh bangsa dan negara dan pengambilan keputusannya berdasarkan sistem paling demokrasi ternyata justeru berada di bawah kendali dan pengaruh segelintir negara dan hanya melayani kepentingan mereka.
Pada prinsipnya, di dunia yang pemikiran, budaya dan opini publik menjadi faktor penentu, kondisi seperti ini tak bisa dipertahankan. Harus ada tindakan nyata untuk melakukan perubahan yang mendasar.
mat busa (mat sabun) ni gila ka. berita iran mana ada kena mengena dengan perlis. depa tu sesat yang duk pi buat pedoman buat apa. ambik la contoh negara islam lain mcm arab saudi & mesir yg lahirkan ramai ulama islam. dekat malaysia bahkan perlis mana ada ulama yg lulusan iran. dlm pas pun takda lulusan iran. hadi awang, nik aziz, hashim jasin mengaji kat iran ka? tu pun tak boleh pikiaq. mat busa ni iran bayar dia berapa untuk dakyah syiah di perlis. kepada pas perlis hati hati dengan puak syiah ni nanti habih muslimat pas depa mutaah. kesesatan puak syiah ni lebih teruk dari yahudi. Ikut Salafi..Sokong Pas.
salam pada wahabbi dan salaffi
semalam saya tengok RTM jam 11 malam.isu IRAN dan nuklear. kesimpulannya boleh dikatakan semua pengulas memberikan sokongan pada Iran dalam isu ini dan ada yang mengutuk negara Arab lain kerana menjadi bisu khususnya Arab Saudi.
wahabbi dan salaffi langsung tak berani komen kerana hati dan perasaan mereka adalah bersama amerika
Post a Comment